cara mengobati kanker kelenjar getah bening tanpa operasi mengunakan ramuan alami
obat kelenjar getah bening tradisional yang terbukti ampuh. Sudah kita tahu bahwa Obat tradisional adalah obat-obatan yang diolah secara tradisional, turun-temurun, berdasarkan resep nenek moyang, adat-istiadat, kepercayaan, atau kebiasaan setempat, baik bersifat magic maupun pengetahuan tradisional. Menurut penelitian masa kini, obat-obatan tradisional memang bermanfaat bagi kesehatan, dan kini digencarkan penggunaannya karena lebih aman dikonsumsi, Obat tradisional pada saat ini banyak digunakan karena menurut beberapa penelitian tidak menyebabkan efek samping, karena masih bisa dicerna oleh tubuh. Beberapa perusahaan mengolah obat-obatan tradisional yang dimodifikasi lebih lanjut. Bagian dari Obat tradisional yang bisa dimanfaatkan adalah akar, rimpang, batang, buah, daun dan bunga. Bentuk obat tradisional yang banyak dijual dipasara dalam bentuk kapsul, serbuk, cair, simplisia dan tablet. untuk lebih jelasnya anda bisa melihat lagi artikel saya yang ini
obat kelenjar getah bening yang bisa mengobati sampai sembuh total
Tentang Penyakit Kelenjar Getah Bening
Kanker kelenjar getah bening atau Limfoma adalah sejenis kanker pada sistem limfatik yang tumbuh akibat mutasi (terjadinya perubahan) sel limfosit (sejenis sel darah putih) yang sebelumnya normal menjadi abnormal dan ganas. Seperti halnya limfosit normal, limfosit ganas dapat tumbuh pada berbagai organ dalam tubuh termasuk kelenjar getah bening, limpa, sum-sum tulang, darah maupun organ lainnya.
Sistem limfatik merupakan bagian dari sistem kekebalan tubuh yang mengalir ke seluruh tubuh dan berguna untuk melawan virus, bakteri dan jamur, yang dapat mengakibatkan timbulnya infeksi didalam tubuh kita.
Jenis kanker kelenjar getah bening yang paling umum diketemukan adalah Limfoma Non-Hodgkin
(LNH). LNH merupakan keganasan yang menyebabkan terjadinya pertumbuhan
sel kelenjar getah bening secara tidak terkontrol.
LNH dibedakan lagi menjadi tipe LNH indolen (
low grade) yang berkembang secara perlahan dan LNH agresif (high grade)
yang berkembang lebih cepat. Klasifikasi LNH ini membantu dokter untuk
menentukan terapi yang tepat. Limfoma agresif sangat sensitif terhadap
terapi sehingga memiliki potensi yang lebih besar untuk disembuhkan.
Limfoma Non-Hodgkin dapat disembuhkan, jadi semakin cepat Anda berobat, semakin besar peluang Anda untuk sembuh!
Apa gejala umum Limfoma Non-Hodgkin?
Gejala-gejala umum LNH diantaranya diketemukannya
benjolan di leher, ketiak dan selangkangan, demam tanpa sebab,
berkeringat di malam hari, berat badan turun drastis tanpa penyebab yang
jelas dan rasa lelah terus menerus.
Apakah Limfoma Non-Hodgkin juga mengenal stadium?
Ya. LNH memiliki beberapa stadium, yaitu:
Stadium I |
Limfoma berada pada satu kelompok kelenjar getah bening. |
Stadium II |
Limfoma berada pada dua atau lebih kelompok kelenjar
getah bening, dan berada pada satu sisi diafragma (sekat antara rongga
perut dan rongga dada). |
Stadium III |
Ada lebih dari dua kelompok kelenjar getah bening yang berada pada dua sisi diafragma. |
Stadium IV |
Limfoma telah terjadi di organ tubuh lain seperti di paru-paru, perut atau di sumsum tulang. |
Diagnosis LNH bisa dilakukan dengan beberapa cara yaitu:
- Pemeriksaan darah.
- Biopsi Benjolan.
- Rontgen dada untuk memberikan gambaran organ dan
stuktur lain yang terdapat di rongga dada termasuk jantung, paru-paru,
pembuluh darah dan lain-lain.
- CT-Scan.
Pertanyaan yang sering diajukan untuk penyakit kelenjar.
Apakah setiap ada benjolan dileher meski kecil itu adalah gejala awal kanker kelenjar getah bening?
Kanker kelenjar getah bening banyak terjadi di daerah leher. Dalam keadaan normal, umumnya Kelenjar Getah Bening ini tidak
teraba. Tapi pada orang yang kurus atau pada anak-anak kadang-kadang
bisa diraba. Kalau Kelenjar Getah Bening kita teraba lebih besar dari ukuran normal
(normal diameter kurang dari 1 cm), kita perlu mencurigai adanya suatu
kelainan/ penyakit.
Sering pasien datang ke dokter untuk berobat karena keluhan teraba bengkak pada leher.
Ada yang disertai nyeri dan demam. Ada yang cepat membesar, ada juga
yang tumbuh sangat santai tidak mencurigakan. Tapi ada juga dijumpai yang tidak ada keluhan
lain sama sekali.
Pembengkakan yang timbul di leher umumnya adalah pembengkakan pada
kelenjar getah bening. Penyakit ini termasuk dalam sistem pertahanan tubuh.
Jika ada infeksi, maka Kelenjar Getah Bening di sekitar tempat infeksi bisa membesar akibat meningkatnya aktifitas kelenjar melawan kuman.
Beberapa kemungkinan penyakit dengan
pembesaran Kelenjar Getah Bening di leher
-
Infeksi Akut Di daerah Kepala Dan Leher
Infeksi akut di daerah kepala dan leher dapat menyebabkan pembesaran kanker kelenjar getah bening
leher. Biasanya pembengkakan kelenjar getah bening terjadi mendadak seiring dengan adanya
demam. terasa nyeri, perabaan panas, konsistensi lunak dan warna
kemerahan. Untuk itu difokuskan mencari sumber infeksi sekitar leher
dan kepala, seperti infeksi pada tenggorokan, saluran nafas, gigi dan
telinga. Dapat disebabkan oleh virus maupun bakteri. Dengan mengobati
sumber infeksinya, penyakit kelenjar getah bening yang belum akut dengan sendirinya juga akan mengecil.tetapi alangkah lebih baik obati segera dengan
obat kelenjar getah bening tradisional.
Infeksi elenjar getah bening kronik yang paling sering disebabkan oleh micobacterium
tuberculosa. Dikenal sebagai penyakit TB kelenjar (Tuberculosis Kelenjar). Pembengkakan kelenjar
kronik ini berlangsung pelan, bisa dalam waktu bulan-tahunan.
Konsistensi kelenjar getah bening biasanya kenyal dan bisa digerakkan dari jaringan
sekitar. Sering TB kelenjar berhubungan dengan penyakit TB paru. Namun
ada juga pasien yang paru-parunya bersih, tapi menderita TB kelenjar.
Jika memang jelas di parunya ada TB, begitu penyakit parunya diobati,
kelenjarpun akan mengecil. Kalau paru- paru bersih, untuk memastikan
diagnosis pembengkakan kelenjarnya sebaiknya dilakukan biopsi, karena
selain TB, pembesaran kelenjar getah bening kronik juga bisa disebabkan oleh toxoplasma,
citomegalovirus dan lain-lain.
- Kanker Primer Kelenjar Getah Bening
Kanker primer Kelenjar Getah Bening (lymphoma malignum ) termasuk kanker yang tinggi
insidennya di Indonesia. Pada lymphoma biasanya pembengkakan kelenjar
tidak nyeri. Kelenjar Getah Bening teraba keras dan sukar digerakkan dari jaringan
sekitar. Karena tidak nyeri dan pertumbuhannya juga tidak cepat, sering
luput dari perhatian atau tidak dianggap serius. Banyak kasus lymphoma
baru disadari dan diperhatikan kalau sudah stadium lanjut. Pada stadium
lanjut kelenjarnya makin besar atau kelenjar yang bengkak semakin
banyak. Bahkan juga ditemukan pembengkakan pada Kelejar Getah Bening di tempat lain
seperti di ketiak atau lipat paha.
Lymphoma termasuk kanker yang bisa disembuhkan jika diketahui pada
stadium dini. Kanker ini sangat respon terhadap kemoterapi. Umumnya
setelah pemberian beberapa siklus kemoterapi, kelenjar akan mengecil,
bahkan hilang. Namun pada stadium lanjut kemungkinan untuk kambuh lagi
cukup tinggi, karena penyakitnya sudah menyebar. untuk menyembuhkan kasus ini silahkan baca artikel saya yang ini
obat kelenjar getah bening herbal
- Metastasis Kanker ke Kelenjar Getah Bening
Selain kanker primer kelenjar getah bening, banyak juga ditemukan pembengkakan ditubuh karena
penyebaran dari kanker di tempat lain. Yang paling sering metastasis ke kelenjar getah bening leher adalah kanker di daerah kepala dan leher terutama kanker
nasofaring. Bisa juga penyebaran dari kanker paru, kanker payudara dan
lain-lain. Jika kanker primernya sudah jelas, kelenjar getah bening lehernya tidak perlu
di biopsi. Dengan mengobati kanker primernya, kelenjar getah bening akan ikut mengecil.
Tapi perlu diingat, kalau kanker sudah bermetastasis ke
Kelenjar Getah Bening, berarti
kankernya bukan stadium dini lagi. Sehingga angka kesembuhan dan angka
harapan hidupnya tentu tidak sebaik kanker stadium dini. Pada kanker
nasofaring, karena lokasi kankernya di sekitar tenggorokan, pembesaran benjolan di leher merupakan gejala utama yang sering menyebabkan pasien datang
berobat.
Tentang Penyakit TB Kelenjar Leher
TB (tuberculosis) Banyak yang tidak tahu kalau TB bisa menyerang organ lain selain
paru-paru. Padahal bakteri TB bisa menyerang organ lain seperti mata,
kulit, kelenjar, dsb. Meski tidak menular seperti TB paru-paru pada
umumnya, namun TB yang menyerang organ lain juga berbahaya. Indonesia
masuk sebagai negara nomor 4 dengan pengidap TB terbanyak di dunia. Dan
kita tahu bahwa TB adalah salah satu penyakit yang kasus kematiannya
tinggi. Padahal TB bisa disembuhkan dengan penaganan yang tepat.
Beberapa hal yang perlu diketahui berkaitan dengan TB kelenjar
Ini kebetulan tulisan teman sendiri yang pernah mengalami penyakit TB Kelenjar
Gejala-gejalanya seperti; batuk yang tak sembuh-sembuh. Biasanya
disertai keluarnya dahak lebih dari sebulan. Nafsu makan turun drastis.
Sering demam tinggi dan kalau kecapekan langsung demam. Berkeringat di
malam hari. Berat badan turun. Daya tahan tubuh menurun dan badan lemah.
Jangan sepelekan benjolan-benjolan di daerah leher, ketiak, dan pangkal paha.
Biopsi itu nggak sakit ^^ (yey, akhirnya saya bisa nulis ini
hahahaa). Yah, bagi saya yang takut sama jarum suntik, jangankan biopsi,
cek darah aja bikin saya mimpi buruk. Tapi, emang nggak seperti yang
dibayangkan. Awalnya saya kira perlu pembedahan. Tapi ternyata saya cuma
biopsi kecil, AJH (aspirasi jarum halus) namanya. Jadi, rasanya cuma
kayak disuntik (which is actually, pretty scary for me—saya betulan
takut jarum, oke). Tapi, betulan, deh. Nggak perlu takut karena
prosesnya pun sebentar, palingan 15 menit. And considering that words
come from me, it is not THAT bad. Kenapa perlu biopsi? Karena hanya
dengan biopsi bisa diketahui stadium dan tingkat pertumbuhan selnya.
SAY NO TO DIET. Ini maksudnya diet untuk ngurangin berat badan yang
sembarangan dilakukan. Misalnya, ngurangin porsi makan biar nggak nambah
berat badan. Setelah semuanya ini, saya jadi sadar kalau berat badan
juga memengaruhi daya tahan tubuh. Bayangkan, tahun lalu saya 52kg
(dan itu BB normal, karena tinggi saya 160cm) dan sekarang setelah
sakit, BB saya terus turun. Dan itu bikin vertigo saya jadi sering
kambuh. Kalau mau sehat, sih, menurut saya yang paling bener ya puasa
Senin-Kamis dan hindari fast food. Banyakin makan sayur dan buah.
Sekiranya berada di tempat yang memungkinkan penularan penyakit
semacam flu itu tinggi, pakailah masker. Ini bukan apa-apa, sebelum
sering batuk-batuk itu saya sempat ke rumah sakit besar untuk ronsen
dada. Otomatis saya harus menunggu di ruang tunggu yang ramai sebelum
nama saya dipanggil. Nggak sampai sebulan setelah itu, saya jadi malah
sering batuk, nyaris setiap hari. Bukannya saya mau suuzon sama
seseorang yang ada di situ, tapi mungkin aja ada penderita TB paru yang
mau ronsen juga terus nunggu di ruangan itu. Lalu, kebetulan daya tahan
tubuh saya nggak bagus, makanya bakterinya bisa menyerang badan saya.
Nah, itu jadi pelajaran aja supaya lebih bisa jaga diri. Salah satunya
dengan masker. Dan hand sanitizer untuk keadaan darurat (kemudian berubah jadi clean-freak hahaha).
TB kelenjar tidak menular. Beda dengan TB paru-paru. Iya, jangan
khawatir dekat-dekat saya (atau pengidap TB kelenjar lainnya) karena
saya udah konfirmasi ke dokter saya bahwa yang menular hanya TB
paru-paru.
Pengobatan TB kelenjar biasanya lebih lama daripada TB paru. Kalau
TB paru dengar-dengar 6 bulan, TB kelenjar 8 bulan. Tapi tergantung daya
tahan tubuh juga. Kalau bagus, mungkin bisa lebih cepat.
Pengobatan alternatif boleh dilakukan, ASALKAN pengobatan dari
dokter juga terus lanjut. Terus terang, saya juga pakai pengobatan
alternatif supaya mempercepat pemulihan dan pengembalian daya tahan
tubuh. Tapi kalau udah berhubungan dengan bakteri TB, jangan macam-macam
deh. Jangan percaya sepenuhnya pada pengobatan alternatif karena kita
nggak bisa tahu pasti kalau bakteri ini udah hilang dari badan kita apa
belum. Bisa aja udah ngerasa baikan, tapi sebetulnya bakterinya masih
ada dan nunggu dia membelah diri aja deh jadi kambuh lagi. Oh, iya,
kalau dikasih antibiotik (you will, you see, now I’m familiar with
anttibiotics) ya harus dihabiskan. Meski aduh, duh, duh, maleees banget
minum obat terus, tapi antibiotik harus habis dan diminum sesuai resep.
Titik.
Minta dukungan teman atau keluarga itu membantu banget. Terutama
kalau ngekos kayak saya. Tentu aja saya butuh teman entah kadang buat
nganterin ke RS atau lab, bahkan sekedar hang out dan ketawa-ketiwi
bareng mereka itu bisa bikin saya merasa jauuuuh lebih baik.
Cari kegiatan, jangan melulu bedrest. Karena hal yang
paling penting dari penyakit ini adalah… kita nggak boleh ngerasa sakit.
Okelah, kalau demamnya kumat, memang harus istirahat. Tapi di lain
waktu kalau udah baikan, sebetulnya lebih baik kalau cari kegiatan di
luar. Atau mungkin masak, berberes kamar, dll yang bikin badan aktif
bergerak. Sejujurnya, saya udah nggak kuat kalau aktivitas fisiknya
tinggi karena lebih cepat capek, tapi sebisa mungkin kalau ada
kesempatan, selalu bergerak.
Dan yang paling penting: selalu bersyukur kepada Allah karena kita
nggak bakal tahu ternyata apa yang kita punya itu berharga banget
sebelum diambil. Misalnya, kesehatan :)